Ad Code

Responsive Advertisement

Jangan Lakukan Hal Ini Saat Wawancara


Salah satu tahapan seleksi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk mendapatkan karyawan baru yang kompeten di bidangnya adalah dengan melakukan wawancara. Pada banyak kasus, tahap wawancara merupakan tahapan akhir untuk menentukan diterima atau tidaknya si pelamar di perusahaan tersebut. Kondisi demikianlah yang membuat banyak calon karyawan yang gagal di tahapan ini, bahkan tidak sedikit perusahan yang mencari kembali karyawan baru karena tidak ada yang lolos dari tahapan wawancara.
Mengingat pentingnya tahapan wawancara atau interview ini, jangan sampai Anda yang telah sampai di tahap ini gagal hanya karena hal-hal sepele. Meskipun hal tersebut sepele tapi bisa jadi menjadi penjegal Anda untuk mendapatkan pekerjaan idaman Anda. Untuk mencegah hal tersbut terjadi, jangan lakukan hal ini saat wawancara.
wawancara kerjaHindari pemakaian Verbal Filler
Saat pewawancara menanyakan sesuatu, Anda mungkin merasa bahwa anda harus segera memberikan tanggapan, apa pun itu bentuknya. Bahkan, saat anda mulai berbicara, mungkin timbul keraguan tentang apa yang hendak anda sampaikan sehingga anda merasa perlu untuk menahan diri untuk terus berbicara. Saat itulah kebanyakan orang menggunakan apa yang disebut dengan filler, yaitu pengisi jeda seperti “yah”, “hm”, “dan “eh”. Kata-kata ini merupakan bagian dari perbendaharaan kata kebanyakan orang. Kata-kata sederhana tersebut adalah “bahasa pengisi” atau verbal filler yang biasa kita gunakan dalam pembicaraan sehari-hari. Namun, jika menggunakannya dalam situasi resmi, tidak menunjukkan profesionalitas. Untuk mengurangi penggunaan filler, cobalah untuk diam sejenak dan memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jika anda cenderung untuk berbicara cepat dan terbiasa merespon secara cepat, kemungkinan anda memakai filler lebih sering daripada orang yang menyediakan waktu lebih untuk berpikir sebelum berbicara. Seperti kebiasaan buruk lainnya, menggunakan filler sulit untuk dihilangkan. Jika anda telah terbiasa melakukannya, berlatih berbicara secara formal dengan teman atau keluarga mungkin dapat membantu anda mengurangi peggunaan filler sebagai persiapan untuk menghadapi wawancara yang sebenarnya.
Hindari jargoan dan istilah asing
Anda mengatakan, “Saya selalu mencapai target penjuangan hanya dengan melakukan canvasing.” Pewawancara berpikir,” apa hubungannya penjualan polis asuransi dengan kanvas?” Anda tidak perlu menggunakan jargoan atau istilah-istilah tertentu walaupun berkaitan langsung dengan bidang pekerjaan anda  untuk memberikan kesan baik pada pewawancara. Pertama-tama, jangan beranggapan bahwa pewawancara mengetahui istilah yang anda pakai. Selain itu, sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan orang cenderung untuk menggunakan banyak istilah asing saat mereka ingin menyembunyikan fakta bahwa  sebenarnya mereka  tidak terlalu percaya diri dengan apa yang hendak mereka sampaikan. Jadi, berbicaralah dengan bahasa yang tertata baik dan mudah dimengerti. Dengan demikian, pewawancara dapat melihat anda sebagai seorang pelamar yang dapat membawakan diri secara profesional.
Hindari slang dan kata-kata kotor
An da tidak dianjurkan untuk menggunakan bahasa  “gaul” atau “prokem” (slang) dalam proses wawancara. Pastikan anda berbicara dengan pewawancara seperti halnya anda berbicara dengan rekan kerja atau atasan anda. Anda harus berbicara dengan jelas dan profesional. Selain itu, pewawancara (yang mungkin saja tidak “gaul” seperti anda) mungkin saja tidak mengerti apa yang anda katakan saat anda memakai bahasa yang tidak baku. Terakhir, jangan pernah sekalipun menggunakan kata-kata kasar yang tidak pantas dalam wawancara karena hal tersebut sama sekali tidak pada tempatnya dan tidak dapat diterima dalam situasi tempat kerja.
Hindari menjawab pertanyaan sebelum waktunya
Anda ingin memberikan kesan baik pada pewawancara. Anda ingin terlihat memiliki pengetahuan yang luas, percaya diri, dan sangat tertarik dengan proses seleksi yang sedang berlangsung. Jadi, saat pewawancara mulai bertanya, anda langsung menjawab secepat mungkin. Benarkah ? Salah. Pertama, memotong pembicaraan orang lain adalah tindakan yang tidak sopan. Kedua, anda kemungkinan dapat menyalahartikan pertanyaan pewawancara karena tidak mendengarkan keseluruhan dari pertanyaan tersebut sehingga tidak dapat menjawab dengan benar. Ketiga, anda tidak akan memiliki waktu untuk memikirkan jawaban anda sebelum berbicara, yang dapat membuat anda mengeluarkan verbal filler, seperti “ehm” untuk memberikan waktu berpikir. Saat pewawancara menanyakan sesuatu, anda pasti tergoda untuk menjawab secepat mungkin, terutama saat anda gugup. Jangan terburu-buru. Tunggu sampai pewawancara berhenti berbicara, lalu ambi nafas panjang dan pusatkan pikiran anda. Setelah itu, baru anda menjawab pertanyaan tersebut. Dengan demikian, anda akan terlihat tenang, percay diri, dan sopan. Setelah diam sejenak untuk berpikir, kemungkinan besar anda dapat memberikan jawaban yang jauh lebih baik daripada yang tidak dipikirkan dengan baik.

Selain empat (4) hal di atas yang jangan dilakukan saat wawancara kerja, terdapat juga beberapa bahasa tubuh yang sebaiknya dihindari untuk dilakukan ketika wawancara berlangsung. Yaitu :
•    Posisi tangan di belakang kepala. Perilaku ini merupakan bahasa tubuh universal yang menunjukkan ketidakpastian atau perasaan terganggu.
•    Meletakkan tangan dengan telapak tangan tertelungkup. Hindari hal ini karena biasanya bahasa tubuh ini diartikan sebagai perilaku orang yang memiliki kekuasaan. Memperlihatkan tanda-tanda kekuatan dalam wawancara dapat mengurangi peluang anda mendapatkan pekerjaan karena biasanya orang yang ambisius cenderung tidak disukai.
•    Memiringkan kepala. Memang perilaku ini sesuai untuk menarik perhatian lawan jenis; namun, jangan sekali-kali melakukannya dalam situasi wawancara kerja.
•    Tertawa. Anda bebas tertawa bersama dengan pewawancara; namun, jangan tertawa tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.

Ingin menyimpan atau print artikel ini ? Silahkan kunjungi link berikut (artikel dalam format PDF) :

Post a Comment

0 Comments

Close Menu